PUPUTAN MARGARANA
Malam temaram yang berteman kelam
Seakan ingin bergumam
Tak akan ada lagi hari kejam
Dimana beribu-ribu jiwa tenggelam
Langit buram nan kesepian
Tiada bintang maupun bulan
Hanya warna merah segar berkilauan
Membasahi raga upajiwa nan kelelahan
Tanah pertiwi jadi saksi
Membuncahnya darah dari dada kami
Tanah pertiwi tengah menangisi
Jiwa pembela-pembela negeri
Yang mana duka
Yang mana murka
Tiada lagi ada beda
Diantara mereka
Menyala dalam api
Bergerak tabu dalam serasi
Memberontak perongrong negeri
Coba menggali jati diri
Ah, luka, tiada berarti
Dibanding derita tiada henti
Jiwa melayang tak hendak kepayang
Asal bumi pertiwi bebas melenggang
0 komentar:
Posting Komentar